Halaman

09 Desember 2017

Malam yang Menyenangkan

Hari sudah malam di asrama sekolah pastry XXXXX. Semuanya berada di kamar dan tengah bersiap untuk tidur, termasuk Yurina dan Pyurelina. Sebelumnya, semua sudah makan malam dan menyikat gigi. Sebelum tidur, mereka mengobrol sejenak.

Mereka sudah mengenakan piyama masing-masing yang menandakan sudah siap untuk tidur. Dengan duduk di atas di tempat tidur, Pyurelina dan Yurina berbicara berbagai hal. Mulai dari pelajaran tadi di sekolah, saat istirahat, sampai apa yang dipelajari besok. Mereka berdua memang sudah akrab saat pertama kali bertemu sebagai teman sekamar.

"Yurina, aku dengar kamu punya kafe roti, ya?!.", tanya Pyurelina penasaran.

"Darimana kamu mendengar hal itu?.", tanya Yurina balik.

"Sebenarnya aku bukan mendengarnya, sih.", jawabnya. "Beberapa waktu lalu, aku melihat foto kafe roti dan berbagai keperluannya di mejamu. Jadi aku pikir kamu pemilik kafe roti itu.", kata Pyurelina.

"Ya.", jawab Yurina singkat. "Aku pemilik kafe rotinya. Sekarang sedang diurus oleh adikku Rindika.", jelasnya.

"Bagaimana kafe rotimu itu?.", tanya Pyurelina semakin penasaran.

"Bagaimana, ya?... Aku juga tidak tahu. Tempatnya tidak begitu besar. Dan juga tidak ada yang spesial di sana.", jawab Yurina yang berusaha mencari kata-kata.

"Tapi dari foto itu, kelihatannya sangat menyenangkan.".

"Memang banyak orang bilang menyenangkan. Aku sendiri juga merasa senang.", ucap Yurina.

"Kira-kira, apa yang membuatnya menyenangkan, ya?!...", Pyurelina mengira-ngira.

"Mungkin karena teman-teman yang ada di sana. Oh, ya. Kita sambil tiduran, ya?!.", kata Yurina yang langsung tiduran di tempat tidurnya.

Begitu Yurina tiduran, Pyurelina langsung mengikutinya. Dia tahu dia dan Yurina belum merasa mengantuk. Namun, mereka berdua tetap saja tiduran.

Dan sampai sini pun belum selesai. Mereka masih terus mengobrol tentang kafe rotinya Yurina. Obrolan mereka lebih mengarah pada part-timer yang berada di sana. Itu juga karena Pyurelina bertanya. Kalau tidak, mungkin Yurina tidak akan memberitahukannya pada siapapun.

"Jadi, seragam di sana seperti apa?.", tanya Pyurelina.

"Kenapa kamu tanya hal itu?.", tanya Yurina balik.

"Aku penasaran saja.", jawab Pyurelina jujur.

"Kalau seragam, mungkin bukan. Tapi, ada apron panjang yang dipakai oleh semuanya di sana.", jelas Yurina.

"Apronnya seperti apa?.", tanya Pyurelina lagi. Seperti tidak ada habisnya.

"Apron panjang biasa. Hanya saja ada belahan di sini, lalu ada...", kata Yurina sambil memeragakan dan menjelaskan dengan detail.

Meski belum melihatnya secara langsung, apalagi melihatnya, Pyurelina sudah bisa membayangkan dirinya mengenakan apron tersebut. Karena hal itu, dia senyum-senyum terus saat itu. Mungkin Pyurelina merasa apron itu manis bagi dirinya. Dia sangat senang meski membayangkannya saja.

Dan itu terus terjadi sampai Yurina selesai menjelaskan. Yurina tahu ada yang aneh, tapi dia tidak mau mengungkapkannya. Yurina akhirnya membiarkan Pyurelina seperti itu.

"Pyurelina, aku mau tidur, ya?!. Selamat tidur.", kata Yurina lalu berbalik ke arah tembok.

"Selamat tidur, Yurina.", balas Pyurelina.

Bukannya tidur, dia malah terus saja membayangkannya. Sepertinya ada yang begadang malam ini?.

---

Untuk desain apronnya, bisa dilihat di tautan berikut.

https://www.instagram.com/p/BaUzZbtlGvP/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa yang baik, sopan, dan membangun.