Menulis inspirasi cerita ke dalam tulisan |
Pernahkah kamu berimajinasi? Kamu pasti permah membuat cerita
dalam pikiranmu. Entah itu kejadian nyata atau hanya keinginanmu. Apakah cerita
kamu berbentuk tulisan? Lalu, bagaimana caranya menghidupkan cerita yang kamu
tulis itu?
Sebelum itu, kamu harus sudah tahu apa yang kamu tulis. Bagaimana
kehidupan karakter itu? Bagaimana dunia atau kota yang mereka tempati? Hal itu
penting untuk bisa menghidupkan karaktermu yang tidak hanya kamu tulis, tapi
juga selalu ada dalam pikiran.
Sebuah cerita yang baik adalah sebuah cerita yang hidup. Cerita yang dapat membuat orang lain merasakan imajinasi kamu. Agar cerita yang kamu tulis semakin hidup, berikut cara menghidupkan cerita yang sudah kamu tulis.
Mengapa menghidupkan imajinasi cerita dalam pikiran itu penting?
Pertama, kamu harus tahu mengapa menghidupkan imajinasi cerita dalam pikiran itu penting.
Sebenarnya, membentuk sebuah tulisan dari imajinasi cerita dalam pikiran kamu merupakan salah satu cara menghidupkannya. Ada banyak alasan mengapa menghidupkan sebuah cerita dalam bentuk tertulis itu penting. Bisa dari sudut pandang penulis, yaitu kamu, atau dari sudut pandang pembaca.
Bila dilihat dari sudut pandang pembaca, sebuah cerita yang hidup
dapat membuat mereka terhanyut dalam cerita yang kamu tulis. Pembaca akan
menangkap maksud yang kamu tulis dan memiliki imajinasi yang sama dengan kamu.
Selain itu, mereka juga akan merasa mendapatkan ikatan batin dan terus membaca
cerita kamu tanpa bosan.
Cerita lebih solid dan tanpa plot hole
Dari sisi penulis, ceita yang lebih hidup akam membuat cerita tersebut lebih solid. Imajinasi yang kamh tuangkan dari dalam pikiran kamu tidak hanya sekadar tulisan. Dia benar-benar bisa dirasakan oleh kamu, dan yang lainnya.
Selain itu, menghidupkan sebuah cerita juga akan meminimalisasi adanya plot hole.
Plot hole adalah sebuah keanehan dalam sebuah cerita karena
kurangnya penjelasan dalam cerita. Misalnya, seorang tokoh dari cerita kamu
yang asalnya jahat tiba-tiba menjadi baik tanpa dijelaskan kenapa hal itu bisa
terjadi. Bagaimana mau menjelaskan hal itu kalau kamu saja malas membaca ulang
ceritamu karena tulisan yang kamu buat tidak hidup?
Memudahkan pengembangan cerita selanjutnya
Hal yang akan memudahkan selanjutnya jika kamu membuat hidup imajinasi cerita di dalam pikiran yang kamu bentuk dalam tulisan adalah pengembangan selanjutnya. Biasanya, para penulis cerita terkenal membuat catatan kecil pada tokoh yang dibuat. Identitasnya, tujuannya, dan apa yang telah terjadi padanya selama ini. Rentetan konflik yang telah terjadi juga ditulis dalam catatan tersebut.
Tentunya kamu tidak mau repot-repot membuat hal itu bukan? Nah,
untuk itu kamu harus membuat ceritamu hidup. Kalau kamu membuat ceritamu tetasa
hidup, kamu akan mengingat semua kejadian cerita yang kamu tulis, paling tidak
peristiwa yang besar-besar, seolah-olah terjadi dalam kehidupanmu. Bisa
dibilang itu adalah kehidupan keduamu.
Bagaimana cara menghidupkan imajinasi cerita berbentuk tulisan?
Lalu, bagaimana cara menghidupkan cerita berbentuk tulisan?
Ada banyak cara menghidupkan imajinasi cerita dalam pikiranmu. Membuatnya berbentuk tulisan adalah salah satu caranya. Namun, di sini bukanlah sebuah tulisan mengenai bagaimana caranya menulis yang bagus.
Menuangkan imajinasi kamu ke dalam tulisan adalah sebuah hal yang paling gampang. Dengan berbentuk tulisan, kamu tidak akan lupa cerita yang kamu buat. Kamu juga bisa membacanya berulang kali dan melihatnya secara nyata. Langkah selanjutnya adalah membuat ceritamu menjadi lebih hidup lagi.
Kamu bisa menggambarkan keadaannya, memberikan suaranya, atau cara lainnya yang membuat karyamu menjadi nyata. Terdengar sulit bukan? Kali ini kita akan membahas cara yang mudahnya.
Menggunakan pengalaman nyata
Cara yang paling mudah menghidupkan cerita adalah dengan mengambil pengalaman nyata. Tanpa kamu apa-apakan tulisanmu itu sudah menjadi hidup karena kamu sudah mengalaminya sendiri. Tokoh utama cerita dalam pikiranmu adalah dirimu sendiri dan kamu tinggal menuliskan apa yang kamu alami dalam bentuk cerita.
Mungkin kamu malas menuliskan pengalaman itu atau menjadikan dirimu sendiri tokoh utamanya. Kalau begitu, kamu bisa mencari cara lainnya, seperti mengganti tokohnya, namanya, tempatnya, atau waktunya. Intinya peristiwa itulah yang akan menjadi inspirasi imajinasi cerita dalam pikiranmu yang akan kamu tulis supaya menjadi hidup. Misalnya yang ini.
Namun, ini bukan dari film yang kamu tonton, buku yang kamu baca,
atau game yang kamu mainkan, ya?!
Menambahkan gambar
Cara lain yang bisa digunakan adalah dengan menambahkan gambar. Sebuah cerita yang memiliki gambar akan lebih terasa hidup daripada cerita yang hanya berbentuk tulisan.
Kamu tidak harus bisa gambar untuk ini. Kamu juga tidak harus membuat cerita bergambar atau komik.
Misalnya untuk benda yang dipakai di ceritamu. Kamu bisa foto benda yang kamu miliki atau cari gambar tersebut di internet. Kumpulkan semua dan lihat secara berkala. Itu juga berlaku untuk menggambarkan tempat dan pemandangan.
Untuk menggambarkan tokoh, kamu bisa memfoto atau mencari foto seseorang. Kamu juga bisa menggambarkannya kalau kamu lebih memilih itu. Sekarang ini, banyak aplikasi pembuat karakter di internet sehingga kamu tidak perlu repot-repot menggambar dari awal. Contohnya saja ini.
Begitulah tadi beberapa cara menghidupkan imajinasi cerita dalam pikiran berbentuk tulisan. Hal pertama kali yang harus dilakukan ketika kamu mendapatkan inspirasi cerita dalam pikiran adalah menuliskannya. Menulis adalah hal yang paling mudah dilakukan untuk meluapkan pikiranmu, baik menggunakan pena sampai papan ketik pada layar kaca.
Tidak perlu mengikuti format novel best-seller. Tulis saja semuanya sebelum lupa karena inspirasi terus bermunculan. Setelah selesai, barulah kamu baca lagi dan rapikan tulisanmu.
Untuk membuatnya semakin hidup, kamu bisa menambahkan pengalaman nyata, foto, atau gambar di sebelah mejamu. Cerita yang hidup adalah cerita yang paling baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan menggunakan bahasa yang baik, sopan, dan membangun.